BREAKING NEWS
Cenderawasih News, Mengabarkan Untuk Semua, Menjangkau Lebih Luas.
Kamis, 9/10/2025

Usulan Hari Khusus Noken di Tanah Papua: Dari Warisan Budaya Menuju Identitas Bersama oleh Elias Awekidabi Gobay

Elias Awekidabi Gobay
Elias Awekidabi Gobay

Tulisan :

Usulan Hari Khusus Noken di Tanah Papua : Dari Warisan Budaya Menuju Identitas Bersama

oleh Elias Awekidabi Gobay

 

Di Tanah Papua, ada satu benda sederhana yang sarat makna: Noken. Tas tradisional ini bukan sekadar wadah membawa hasil kebun, ikan, atau bayi, melainkan simbol identitas, kesabaran, dan kebersamaan masyarakat asli Papua. Kini, muncul usulan agar ditetapkan Hari Khusus Penggunaan Noken di seluruh wilayah Papua, sebagai langkah nyata melestarikan warisan budaya sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Usulan ini menghendaki adanya Hari Khusus Penggunaan Noken, misalnya setiap hari Jumat, di mana seluruh masyarakat pegawai negeri, karyawan swasta, pelajar, mahasiswa, tokoh agama, hingga lembaga adat wajib menggunakan Noken. Tujuannya adalah: Melestarikan Noken sebagai warisan budaya asli Papua. Meningkatkan rasa bangga generasi muda terhadap identitas Papua. Memberdayakan mama-mama Papua sebagai pengrajin Noken. Mempromosikan pariwisata budaya dan ekonomi lokal.

Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Tanah Papua sebagai penentu kebijakan melalui Perda atau Keputusan Kepala Daerah. Masyarakat Papua: pelajar, mahasiswa, ASN, pekerja swasta, tokoh adat, dan tokoh agama. Mama-mama Papua, pengrajin Noken yang akan merasakan dampak langsung melalui peningkatan permintaan. UNESCO, yang pada tahun 2012 menetapkan Noken sebagai Warisan Budaya Takbenda.

Usulan ini mendorong agar setiap Jumat ditetapkan sebagai Hari Khusus Noken. Selain itu, momentum tahunan bisa dilakukan pada 4 Desember, tanggal ketika UNESCO mengakui Noken sebagai warisan budaya dunia.

Hari Khusus Noken diusulkan berlaku di seluruh Tanah Papua, baik di kantor pemerintahan, sekolah, universitas, lembaga adat, gereja, perusahaan swasta, hingga komunitas masyarakat di perkotaan maupun kampung.

Pelestarian budaya Noken adalah identitas orang Papua yang semakin tergerus arus modernisasi. Kekuatan hukum Usulan ini memiliki dasar hukum jelas, mulai dari Perdasus Papua No. 16 Tahun 2008, UU No. 5 Tahun 2017, PP No. 106 Tahun 2021, hingga Permendikbud No. 10 Tahun 2014. Pemberdayaan ekonomi lokal Mama-mama Papua pengrajin Noken akan memiliki pasar yang lebih luas. Promosi pariwisata Noken bisa menjadi daya tarik unik bagi wisatawan. Makna sosial-spiritual Noken melambangkan kehidupan, kebersamaan, dan kebanggaan sebagai orang Papua.

Pemerintah daerah menetapkan aturan resmi berupa Peraturan Daerah atau Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota. ASN, pelajar, mahasiswa, dan pekerja swasta wajib menggunakan Noken setiap hari Jumat. Sekolah dan kampus memasukkan materi tentang budaya Noken dalam kurikulum lokal. Lembaga adat, gereja, dan komunitas budaya turut serta mempromosikan. Pemerintah menyediakan dukungan ekonomi, pelatihan, dan pemasaran bagi pengrajin Noken.

Suara dari Lapangan “Kalau semua orang diwajibkan pakai Noken, kami bisa dapat banyak pesanan. Itu membantu kami hidup,” kata seorang mama penjual Noken di Pasar Youtefa, Jayapura. Baginya, Noken bukan hanya kerajinan tangan, teapi sumber ekonomi keluarga dan simbol harga diri sebagai perempuan Papua.

Dengan Hari Khusus Penggunaan Noken, Papua tidak sekadar menjaga tradisi, tetapi juga mengirim pesan kepada dunia: “Kami bangga menjadi Papua, kami bangga memakai Noken.” (Frans)

 

Penulis :  Elias Awekidabi Gobay